Monday, February 12, 2018

Winter, I wonder if the snow loves the trees and fields

Austria, 1 Januar 2017
Winter, musim yang tak pernah ku nikmati di negeri kelahiranku, Indonesia.


Winter, musim yang hanya bisa kulihat melalui gambar wallpaper handphone atau komputerku.



Winter, musim yang hanya bisa kurasakan kehadirannya melalui novel yang kubaca atau film yang kulihat.



Nordkette

Winter, musim yang membuat keadaan permukaan bumi nampak begitu berbeda jika kau melihatnya dari angkasa.



Winter, musim yang begitu dingin, namun dinginnya tak akan pernah mampu meruntuhkan perasaan kita dan janji janji yang telah kita buat bersama. (Apaan sih mi, efek gambar gembok kali ya)


Winter tak akan pernah mampu membuat kita terpecah belah, melainkan akan membuat kita semakin bersama, saling menghangatkan dan melengkapi satu sama lain.


Winter, musim yang menghadirkan butiran-butiran salju berwarna putih nan cantik, yang kehadirannya mampu menggantikan daun-daun yang telah pergi meninggalkan ranting-ranting pepohonan.

Winter, musim dingin, yang untuk pertama kalinya kurasakan kehadirannya benar-benar nyata setelah 22 tahun aku dilahirkan di muka bumi ini.


Winter, musim yang menjadi alasan pertemuanku denganmu dan perkenalanku dengannya.

Winter, kehadirannya mampu menyejukkan suatu perasaan yang telah bergejolak selama berpuluh-puluh tahun.
Winter, musim yang membuatku harus menutup rapat diriku dengan balutan jaket tebal, syal, kaos kaki, sarung tangan , dan sepatu winter.
Btw ya guys, perlengkapan musim dingin itu cukup mahal lho. Contohnya aja jaket yang super tebal, itu bisa merogoh kocek seminimnya satu juta rupiah. Belum lagi sepatu winter yang benar-benar mampu menahan dingin dan air.

          Baiklah, aku akan sedikit menceritakan tentang winter pertamaku di Jerman. Bulan Desember 2016 di Jerman bertepatan dengan dimulainya Winter (Musim Dingin). Hal ini ditandai dengan berubahnya cuaca yang sebelumnya sedikit dingin menjadi sangat dingin. Temperatur mulai bergerak ke arah 0 derjat celcius bahkan hingga minus derajat Celcius. Hari Senin, Tanggal 2 Januari 2017, salju pertamaku turun perlahan dan cukup lebat disekitar Baar-Ebenhausen-Bayern. Salju yang telah kunanti-nantikan kehadirannya sejak awal musim dingin akhirnya tiba juga. Sempat terpikirkan olehku jikalau musim dingin kala itu tak akan turun salju seperti musim dingin tahun sebelumnya yang tanpa salju. Namun ternyata Allah memberikanku kesempatan bermain dengan salju. 


          2 Januari 2017, Kala itu aku sedang libur, dan kala itu untuk pertama kalinya aku menuliskan tentang hari-hariku di Jerman. Anak-anak dibawa ke rumah Oma dan rencanaya mereka akan menginap di rumah Oma sampai keesokan harinya. Sebenarnya aku juga diajak untuk ke rumah Oma, sekedar mengucapkan tahun baru dan mendoakan hal-hal baik akan terjadi di tahun 2017. Namun aku lebih memilih tinggal sendiri di rumah, toh itu juga hari liburku dan aku juga tidak memiliki kebiasaan mengucapkan tahun baru kepada saudara-saudaraku, jadi di kamar aja lah.



          Aku yang tak begitu menyukai cahaya yang masuk dari jendela kamar ketika aku sedang membutuhkan waktu sendiri, membuatku menutup jendelaku dengan rapat dan hanya berinteraksi dengan komputerku di kamar dengan alunan musik yang hanya itu-itu saja tentunya, hahaha. Tiba-tiba terdengar suara ketukan kamarku dari Fadwa, seorang warga Syiria yang menyewa kamar tepat di sebelah kamarku. Dia memberitahuku bahwa salju saat itu sedang turun. Sontak aku langsung membuka jendela kamarku dan begitu bahagia rasanya. 


         Tanpa langsung pikir panjang lagi, aku langsung memakai jaket winterku satu-satunya yang kumiliki saat itu (omg) dan membawa kamera serta tripodku. Saat aku mengenakan sepatu, Fadwa yang berasal dari Syiria dan datang ke Jerman karena perang yang terjadi di Syiria memintaku untuk mendoakan kebaikan keadaan saudara-saudara muslim lainnya yang sedang mengalami perang di Syiria. Doa saat salju turun itu sama seperti doa saat hujan turun, insyaAllah mudah diijabah Allah, tuturnya.


My first ever snow

My second snowman (3 Januar 2017)


         Ketika Salju turun, tentunya hal yang ingin sekali aku lakukan adalah membuat boneka salju. Ternyata, membuat boneka salju tak semudah membuat bola nastar dari adonan tepung. Ada teknik tersendiri yang tentunya tak pernah kupelajari sebelumnya. Boneka Salju pertamaku tak berhasil sama sekali, bukannya nampak imut dan lucu namun malah nampak seperti alien hahaha. Kukirimkan foto boneka salju pertamaku ke pada Host Dady dan akhirnya, keesokan harinya dia memberikanku tips dan cara membuat boneka salju. Kita harus menggulung2 bola, bolak balik kesana kemari agar bola saljunya menjadi benar2 bulat dan kuat. Jadilah boneka salju seperti yang diatas. Sebenarnya butuh 3 bola ukuran berbeda untuk membuat boneka salju, namun hatice sudah lelah bermain salju dan bolak balik menggulung bola salju.











          Ketika suhu mencapai minus derajat celcius dan suhu bertahan selama beberapa hari di bawah 0 derajat, maka sebagian sungai pun akan membeku. bahkan di Rusia, lautanpun membeku saat musim dingin. Pernah salah satu dari seorang temanku mengirimkanku video saat ia mengarungi lautan dengan sepeda. Kapan lagi coba mengarungi lautan dengan sepeda :-D

          Di Jerman, danau dan sungaipun juga banyak yang membeku. Bahkan kamipun juga bisa bermain olahraga musim dingin seperti ice skating di atas danau yang membeku.
 



           Khusus pemandangan foto di bawah ini, ini bukan salju ya teman-teman. Saat itu kami sedang mengunjungi salah satu teman kuliah Petra yang tinggal di Austria untuk merayakan tahun baru. Suhu memang sudah mencapai minus derajat celcius, namun salju masih enggan datang. Pemandangan putih-putih yang digambar adalah embun yang membeku karena suhu udara yang begitu sangat rendah, bukan dari salju yang turun dari atas langit. :-P . Foto-foto dibawah ini diambil tepat tahun baru 2017, 1 Januari 2017.





          Tiba-tiba salju muncul dan juga langit berubah menjadi sangat biru. Benar-benar suatu keindahan yang MasyaAllah. Karena matahari muncul begitu teriknya, suhu udara menjadi sedikit naik sehingga embun-embun yang membeku di dedaunan jatuh layaknya salju turun dari langit. Lebih tepatnya embunnya jatuh meleleh :-D








WINTER KEDUA (November 2017-Maret 2018)


Langitkan doamu kepada sang Pencipta ketika salju sedang turun, begitulah kata Fadwa, warga Syiria yang berhijrah ke Jerman karena perang yang terjadi di negaranya...
Ya..Salju di musim ini benar-benar memiliki makna yang berbeda bagiku.. Kali ini salju turun lebih awal , berbeda dengan musim lalu yang terlambat datang, 2 Januari 2017, saat aku mengira salju mungkin tak akan turun di musim itu, seperti musim dingin sebelumnya yang tanpa salju..



Salju kali ini layaknya penghibur & teman bagiku, teman yang menerima segala curahan hatiku.. Kusenandungkan doaku kepadaNya dan kucurahkan segalanya padaNya, segalanya yang memenuhi batinku hingga aku tak mampu menahannya lagi..
Ya Rabbi, terimakasih karena Kau menurunkannya di saat yang tepat, sebagai penghibur laraku di saat aku membutuhkannya..
Aku menyadarinya kalau aku tak pernah sendiri, karena Engkau selalu ada bersamaku, menghiburku setiap saat, seusai ujianMu datang menyapaku..






          Winter musim kali ini memang diawali dengan penuh kesedihan dan tangisan. Tiap salju turun bawaannya pengen nangis. Nulis ini aja sambil mewek, hahaha. Namun aku berdoa, musim dingin yang diawali dengan tangisan hatice kala itu akan berakhir dengan tawa bahagia pada nantinya, aamiin 

 


Mom, Dady, and Trio A :-(


































        




Zaanse Schans, Kampung Penjebakan Turis

Zaanse Schans merupakan s ebuah wisata kecil tempat penjebakan para turis hehehe. Tempat ini sangat terkenal karena koleksi kincir ...