Tuesday, March 12, 2019

Halloween, Pesta Permen untuk Anak-Anak


          Halloween, saat dimana banyak kurbis atau labu yang disulap menyerupai wajah berjejeran di halaman rumah untuk menyambut anak-anak yang menggunakan kostum beraneka ragam menyerupai Hexe und Geister (sihir dan hantu ).

       Perayaan Halloween di Jerman bisa dikatakan cukup unik bagiku, mungkin dikarenakan ini adalah kali pertamanya aku berinteraksi langsung dengan masyarakat yang mempercayai dan merayaan hari tersebut (bukan ikut memperingati lho ya :-P). Masyarakat di Jerman, khususnya anak-anak dan remaja, mengenakan kostum yang cukup menakutkan  saat perayaan Halloween yang diperingati setiap tanggal 31 Oktober, tentunya ini terjadi di musim gugur, dimana jam 17 langit sudah berubah menjadi gelap.





            Saat langit telah berubah gelap, anak-anak kecil yang telah siap dengan kostum menyeramkan dan tas kantongnya masing-masing mulai beraksi mengetuk pintu rumah penduduk dari satu rumah ke rumah lainnya dan juga membunyikan bel. Apa tujuannya ????? Tentunya untuk mengumpulkan Süßigkeiten (coklat dan permen) dari mereka. Tak heran anak-anak kecil sangat senang jika hari ini tiba, karena mereka bisa mengumpulkan banyak sekali coklat di hari ini. Mereka bersemangat mencari rumah yang merayakan Halloween. Bagaimana mereka bisa tau kalau penghuni rumah tersebut juga ikut merayakan ?? Dengan melihat apakah terdapat labu atau asesoris halloween lainnya yang diletakkan sebagai di depan rumah dan sekitar halaman rumah. Jika ada, itu menandakan bahwa penghuni rumah tersebut turut merayakan dan telah menyediakan coklat dan permen bagi setiap anak kecil yang mengetuk pintunya. Bahkan ada beberapa keluarga yang telah meletakkan coklat dan permen di halaman luar rumah dan juga meninggalkan catatan bahwa anak-anak boleh langsung mengambilnya tanpa harus mengetuk pintu dan juga membuyikan bel, tentunya ada ketentuannya juga masing-masing anak diperbolehkan mengambil berapa biji.





           Kala itu, aku juga ikut berkeliling mendampingi anak-anak, tanpa mengenakan kostum dan juga tanpa membawa tas kantong. Namun dikarenakan postur tubuhku yang kecil, ada beberapa orang yang mengiraku masih anak-anak sehingga mereka juga memberikanku coklat dan permen. Beruntungnya saat itu musim gugur dengan cuaca yang sudah cukup dingin sehingga aku bisa memasukkan coklat tersebut ke dalam kantong jaketku. Hingga akhirnya kantongku tak mampu lagi menampung semuanya, seketika itu rasanya aku sangat menyesal karena tidak turut serta membawa tas kantong :-D. Ketika aku dan anak-anak sampai di rumah, kami membongkar harta karun masing-masing. Diantara kami berempat, aku yang mendapatkan paling sedikit, yaiyalah, hahaha, mungkin hanya seperempatnya punya mereka. Dan, bagianku akhirnya berkurang ketika aku menyadari bahwa aku mendapatkan banyak Gummibälchen, permen semacam "Yuppi" yang tidak bisa aku makan karena aku meragukan kehalalannya, haha. Kenapa ? Karena salah satu bahan untuk membuat Gummibälchen itu adalah gelatin, dan kita tidak tau produk gelatin itu diambil dari hewan apa, bisa jadi Schwein atau babi. Dan akhirnya mereka bertiga berebut mendapatkan Gummibälchenku hingga terjadi percekcokan di kalangan vampir. Para vampir memutuskan untuk mengkonsumsi coklat dibandingkan meminum darah khusus hari itu.

       Berbeda halnya dengan perayaan Halloween bagi kalangan remaja. Jika anak-anak kecil berkeliaran di jalanan saat malam hari (tentunya didampingi orangtuanya), maka anak remaja akan memenuhi bar-bar untuk berminum-minum dan juga berdandan sangat menyeramkan, seperti berdandan sebagai korbak kecelakaan yang terdapat pecahan-pecahan kaca yang menusuk di wajahnya, hihhhh, ngeri. Kalau untuk yang ini, saya absen, jadi tidak bisa banyak menceritakan.

             Halloween juga identik dengan hidangan-hidangan yang menggunakan buah labu. Saat musim labu atau musim gugur, di pinggiran jalan dijual banyak labu tanpa adanya seorang penjual. iyaaa, labu-labu itu diletakkan di pinggir jalan atau di lahan josong dengan Büchse (kaleng yang disediakan untuk pembeli jika pembeli membayar labunya), sebut saja toko kejujuran. Disini banyak sekali oramg menjual bunga, sayuran, dll dengan bermodalkan kejujuran. Petik sendiri, bayar sendiri. Lalu bagaimana dengan harganya ? Harganya sudah terpampang disamping Büchse.



      Labu- labu yang kecil dipersiapkan untuk hidangan makanan, dan labu berukuran besar dipersiapkan untuk hiasan di depan rumah. Namun sebelumnya kita harus menghias labu tersebut dengan cara melubanginya seperti bentuk wajah Halloween (anggap saja begitu haha). Setelah selesai, buah labu tersebut diletakkan di depan rumah, dan saat malam hari kami menyalakan lilin kecil dan meletakkannya ke dalam labu sehingga mata, hidung, dan mulut yang telah kami bentuk menjadi bercahaya di malam hari.






Zaanse Schans, Kampung Penjebakan Turis

Zaanse Schans merupakan s ebuah wisata kecil tempat penjebakan para turis hehehe. Tempat ini sangat terkenal karena koleksi kincir ...